Live Streaming
Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) menggelar podcast spesial bertema "Peran Dokter Masa Depan dalam Mewujudkan Generasi Sehat dan Cerdas” pada Selasa (12/8/2025) di Auditorium Kampus II, Gedung Thomas Aquinas UAJY. Acara ini menjadi bagian dari rangkaian peluncuran FK UAJY dan menghadirkan sejumlah tokoh penting, termasuk Wali Kota Yogyakarta, Dr. (H.C.) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG.
Turut hadir Rektor UAJY, Dr. G. Sri Nurhartanto, S.H., LL.M., Dekan FK UAJY, Dr. dr. FX Wikan Indrarto, Sp.A, serta narasumber dari Rumah Sakit Panti Rapih, dr. Luh Putu Swastiyani Purnami, SpPD., AIFO-K.
Malnutrisi merupakan sebuah tantangan besar di Indonesia, baik dalam bentuk stunting, wasting, maupun obesitas. Sebagai bentuk respon terhadap tantangan tersebut, UAJY terus menunjukkan komitmen akan visi dan positioning FK UAJY yang berfokus pada pendekatan preventif terhadap masalah gizi masyarakat. Kegiatan ini kemudian hadir sebagai wadah komunikasi untuk menggugah kesadaran masyarakat terhadap pentingnya peran dokter dalam pencegahan malnutrisi.
“Kami mengucap syukur karena dr. Hasto dan dr. Luh sudah berkenan hadir untuk membantu kami mewujudkan visi kami dalam mencetak para dokter UAJY yang unggul, inklusif, humanis dan berintegritas serta mampu memberikan layanan kesehatan dan medis yang baik dan berfokus pada malnutrisi. Harapannya acara ini dapat mencerahkan kita semua, agar kami dapat membantu melahirkan para dokter-dokter dan alumni UAJY menjadi generasi emas di masa depan,” ungkap dr. Wikan dalam sambutannya.
Acara kemudian dilanjutkan dengan diskusi interaktif yang dipandu langsung oleh dr. Priska Pinki Pesona Kristi, M.Biomed. selaku moderator acara. Wali Kota Yogyakarta menegaskan komitmen Pemerintah Kota Yogyakarta dalam mencegah malnutrisi, khususnya stunting. Ia menjelaskan bahwa 70% faktor penyebab stunting berasal dari lingkungan atau faktor sensitif, sedangkan 30% dipengaruhi oleh nutrisi.
“Khusus stunting, kita harus mengedepankan kebijakan zero new stunting atau mencegah dari awal. Stunting 70% dipengaruhi oleh faktor lingkungan atau faktor sensitif. Sedangkan 30% dipengaruhi oleh nutrisi. Stunting itu suboptimal health, suboptimal nutritional, dan suboptimal parenting. Jadi kalau anak dikasih gizi bagus, tapi kalau ‘dipukul’ terus maka tumbuh kembangnya juga akan terganggu. Maka bagi pemerintah daerah, preventif itu menjadi upaya dalam mencegah new stunting,” ungkap dr. Hasto.
Ia juga memaparkan terkait program-program konkret yang sedang berjalan seperti posyandu digital, pemantauan balita, serta kerjasama lintas sektor. Kemudian juga membahas mengenai sasaran intervensi sensitif dan spesifik stunting bagi remaja putri, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, serta balita.
Sesi kedua kemudian dilanjutkan dengan diskusi bersama dr. Luh terkait peran gizi dalam pencegahan penyakit sejak dini. Dalam pemaparannya, ia menjelaskan secara sederhana keterkaitan gizi dengan pencegahan penyakit, baik yang bersifat infeksius maupun non-infeksius. Ia juga memaparkan beberapa contoh kasus malnutrisi yang menimbulkan dampak jangka panjang terhadap organ tubuh dan sistem imun.
Masyarakat diajak untuk memahami pentingnya pemenuhan gizi seimbang sejak bayi hingga dewasa, serta peran deteksi dini malnutrisi dalam menjaga kualitas kesehatan.
Selain itu, ia menekankan bahwa gaya hidup sehat dan nutrisi merupakan pilar utama kesehatan, yang mencakup pola makan, olahraga, dan pengaruh budaya.
Melalui kegiatan ini, UAJY menegaskan komitmennya untuk berperan aktif dalam mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pendekatan preventif dalam masalah gizi. Kehadiran Wali Kota Yogyakarta menjadi momentum penting untuk memperkuat sinergi antara perguruan tinggi, pemerintah, dan tenaga medis dalam membangun kesehatan bangsa.