Live Streaming

INFO HITS TERKINI

Hubungan Baik Sesama Penting Agar Tidak Menjadi Manusia Bangkrut

Hubungan Baik Sesama Penting Agar Tidak Menjadi Manusia Bangkrut

Seseorang yang ibadahnya baik, bisa saja masuk neraka. Walaupun salat, puasa, zakat, dan ibadahnya tertib, ia bisa menjadi manusia yang bangkrut. Ini bisa terjadi kalau muamalahnya buruk, suka menyakiti orang lain, dan tanpa pernah meminta maaf. “Oleh karena itu, tradisi saling meminta maaf itu penting, agar terhapuskan dosa sesama manusia,” demikian disampaikan oleh Prof. Dr. Moch. Mahfud MD, Ketua Yayasan Mataram Yogyakarta, yang juga mantan Menkopolhukam dalam acara Buka Puasa Bersama dengan sivitas akademika Universitas Widya Mataram (UWM) Yogyakarta di Hotel Tara, Jalan Magelang, Yogyakarta, pada Senin (24/3). Hadir dalam acara tersebut Rektor UWM, Prof. Dr. Edy Suandi Hamid, M.Ec. bersama segenap Wakil Rektor, serta Pengurus Yayasan Mataram Yogyakarta, Prof. Dr. Djoko Suryo, M.A., dan Drs. Ajar Budi Kuncoro. M.Sc.

Dikatakan, adanya acara lebaran idul fitri, yang bukan tradisi Islam, namun sangat baik untuk silaturahim, dan dalam kesempatan itu saling memberi maaf. Sebab, jika di antara manusia masih ada yang saling dendam, maka itu bisa menghilangkan pahala ibadahnya semasa hidup. “Karena itu dikatakan sebagai manusia yang bangkrut,” ujar Guru Besar FH UII ini.

Dikemukakan bahwa tradisi lebaran yang dimulai sejak zaman Walisongo ini menunjukkan bahwa Islam di Indonesia berkembang dengan budaya lokal yang positif. Lebaran yang selalu dibarengi dengan ketupat, mempunyai makna sebagai laku papat, yakni: lebar, lebur, luber, dan labur. Lebar berarti luas, lebur artinya dosa atau kesalahan yang sudah diampuni, luber mengandung makna pemberian pahala berlebih, serta labur artinya wajah yang ceria. “Ketupat dibuat dari janur, yang maknanya jati ning nur, atau disebut fitrah. Jati ning nur berarti telah kembali ke fitrah, dengan harapan menjadi perilaku yang terus membaik,” ujar Prof. Mahfud.

Sebelumnya Rektor UWM, Prof. Dr. Edy Suandi Hamid, M.Ec., menyampaikan momen Buka Puasa Bersama menjadi salah satu momen penting saat semua dosen dan Tenaga Pendidikan dan wakil Mahasiswa bertemu. “Di samping bukber, momen lainnya ada syawalan atau lebaran, dan dies natalis,” ucapnya.

Dilaporkan pula bahwa setelah sebagian besar Pembangunan Kampus Terpadu UWM selesai, saat ini sebagian aktivitas kuliah dan perkantoran sudah pindah ke Kampus Terpadu di Banyuraden. “Insha Allah tahun ini juga semua pindah ke Kampus Banyuraden. Namun Rektor dan Yayasan masih akan berkantor di Dalem Mangkubumen sebagai tempat kedudukan kampus UWM,” ucap Prof. Edy.

Prof. Edy juga menyampaikan tentang perkembangan pendaftaran mahasiswa baru yang masih sama dengan tahun lalu. “Kita berharap rahun ini tetap ada mahasiswa dari beasiswa Kartu Indonesia Pintar, dan dari Afirmasi Pendidikan. Ini penting jangan sampai ada calon mahasiswa berkualitas namun tidak bisa sekolah karena ketiadaan beasiswa. Namun sampai saat ini belum ada kepastian apakah ada atau tidak beasiswa KIP dan ADik karena masalah pemotongan anggaran” tutupnya.